MANOKWARI, BeritaAktual.co – Dansat Brimob Polda Papua Barat, Kombes Pol Semmy Ronny Thabaa mengecam keras beredar video yang mengatakan bahwa Brimob Polda Papua Barat melakukan pembakaran sebuah Gereja di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat.
Menurutnya, operasi yang dilakukan di Maybrat adalah mengejar pelaku pembunuhan dan pembantaian sadis Anggota Brimob di Teluk Bintuni serta perampasan senjata laras panjang yang dibawa kabur oleh pelaku yang merupakan anggota KNPB Maybrat, bukan operasi militer.
“Kalau sampai membakar gereja itu tidak benar, itu Hoax.Wong saya yang pimpin operasi pengejaran untuk menangkap para pelaku, bukan datang untuk bakar Gereja. Kita ini orang beriman, jadi kalau bisa kita bangun Gereja bukan sebaliknya bakar Gereja. Bisa dilihat dalam video itu mereka menunjukan tingkah laku kekejaman dan kekerasan. Sekali lagi, kami adalah aparat keamanan yang mengayomi dan melindungi masyarakat karena jiwa dan raga kami untuk NKRI. Jadi video itu Hoaks,” jelasnya kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya. Rabu, 06 Mei 2020.
Dikatakan, dalam pengejaran para pelaku yang membantai anggota Brimob di Teluk Bintuni, pihaknya melakukan perjalanan menggunakan longboat selama tiga jam, dan masuk ke hutan dengan jarak tempuh 40 kilometer. Setelah itu berjalan kaki ke markas KNPB dengan membawa salah satu orang berinisial FA yang telah ditetapkan sebagai pelaku, untuk menunjukkan markas KNPB Maybrat yang cukup jauh memakan waktu 5 jam perjalanan.
“Kami mendatangi tempat itu bukan bikin rusuh apalagi serebak-serebuk masuk ke rumah warga bikin kacau. Tujuan utama mencari untuk menangkap pelaku pembunuh dan mencari senjata yang dirampas oleh mereka,” terangnya.
Setelah menemukan markas KNPB Maybrat di Dusun lanjut dia, ditemukan barang bukti bendera Bintang Kejora, Bendera KNPB, berbagai senjata tajam, celana tering Brimob dan sleeping bed bernomor seri yang merupakan kepunyaan korban Anggota Brimob Polda Papua Barat yang dibantai pada 15 April 2020 lalu.
“Saya pastikan tidak ada pembakaran Gereja dari anggota saya. Rumah pondok yang merupakan markas KNPB Maybrat di Dusun itu tidak ada penduduknya apalagi Gereja disitu. Kalau ada masyarakat yang merasa diintimidasi hingga lari ke hutan, saya pastikan itu bukan kami yang melakukan hal keji itu kepada masyarakat,” terangnya lagi.
Ditambahkan, targetnya adalah mencari pelaku pembunuh keji yang dilakukan para pelaku anggota KNPB Maybrat dan mencari senjata yang dirampas oleh mereka. Bukan membakar rumah warga, karena itu tidak mungkin.
“Kami tidak akan berhenti mencari pelaku, kami tetap terus akan mencari sampai mereka ditangkap,” pungkasnya sembari berharap Pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Maybrat,l dapat bekerja sama sehingga kasus ini selesai dituntaskan. [red]