
KOTA SORONG, BeritaAktual.co – Guna menghasilkan tenaga kerja terampil, bermutu, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Papua Barat Daya menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi : PDD-Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan (AKNESS) Provinsi Papua Barat Daya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Barat Daya, Adolof Kambuaya menyampaikan, merupakan bagian integral dari inisiatif pemerintah untuk memperkuat pendidikan vokasi di kawasan timur Indonesia, dengan fokus pada penyediaan pendidikan keterampilan yang relevan, pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melanjutkan tahapan proses Pendidikan Vokasi Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan.
“FGD ini peserta akan mendapatkan masukan-masukan dan saran sehingga bisa menjadi langkah strategis dalam membangun pendidikan vokasi yang adaptif, berkelanjutan dan dapat mendirikan Akademi Komunitas di Papua Barat Daya,” ujarnya usai kegiatan berlangsung di salah satu hotel kota Sorong, Kamis (6/11/2025).

Dikatakan Adolf, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat Daya (sebelum pemekaran masih di bawah Provinsi Papua Barat) telah meninjau lokasi dan infrastruktur yang akan digunakan untuk pelaksanaan pendidikan Akademi Komunitas Negeri Sorong Selatan, namun seiring berjalannya waktu upaya tersebut tidak berjalan. Untuk itu FGD ini diadakan guna melanjutkan tahapan selanjutnya ke Provinsi Papua Barat Daya.
“Sorong Selatan kabupaten dengan penghasil Sagu terbanyak, dengan Akademi Komunitas Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi ini mereka bisa diajari cara membuat penganan dari Sagu yang nantinya bisa di jual di Alfamart, Indomaret. Dengan demikian bisa meningkatkan pendapatan keluarga dan pendapatan daerah. Kita wujudkan, bangkit untuk mengelola sumber daya alam untuk mendatangkan ekonomi,” tegasnya.
Hal Senada disampaikan, Otto Ihalauw selaku Perwakilan Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Papua Barat Daya. Menurutnya, selain menghasilkan tenaga kerja yang terampil, bermutu, Akademi komunitas juga mampu menghasilkan produk generasi Papua yang mampu mengelola potensi alam yang ada di wilayah Papua barat Daya.
Yang mana hal tersebut sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 106 dan 107 Tahun 2021 tentang kewenangan dan kelembagaan pelaksanaan kebijakan otonomi khusus Provinsi Papua.
“Model pendidikan ini sebenarnya sejalan dengan pendidikan seperti Papua sehat, cerdas dan produktif. Karena tidak membatasi usia dan semua berhak mendapatkan pendidikan dan pelatihan hingga mandiri, maka dukungan dari semua pihak dibutuhkan,” ujarnya.
Otto berharap dengan kegiatan FGD ini bisa meningkatkan angka generasi papua cerdas dan produktif, agar dapat menjawab masalah sosial, terutama pengangguran,” tutupnya. (Mar)





