SORONG, BeritaAktual.co – Taman Wisata Alam (TWA) Sorong memiliki nilai ekologis yang tinggi. Selain proporsi tata letak alamiah vegetasinya dapat dikatakan ‘estetik’ keberadaan air terjun dan perlintasan empat daerah aliran sungai Klawulu, Klasege, Pletok, dan Klabeling menambah nilai potensi hutan kota ini sebagai salah satu destinasi pariwisata alam bagi para pelancong di kota Sorong dan sekitarnya. Sebagai sebuah kawasan alami dengan nilai ekosistem tinggi, dan lokasinya relatif mudah diakses oleh pelancong, TWA Sorong menghadapi berbagai tantangan yang berpotensi untuk mengganggu keutuhan ekologi yang dimilikinya, baik itu akibat langsung dari aktivitas pemanfaat kawasan yang tidak bertanggung jawab, maupun akibat tidak langsung dari upaya pengelolaan perkotaan yang belum efektif.
Kegiatan bersih-bersih kali ini utamanya menyasar pembersihan sampah-sampah organik, terutama tanaman ilalang yang dinilai mengganggu keseimbangan ekosistem di dalam TWA Sorong, serta sampah anorganik yang keberadaannya dapat dipastikan sebagian besar akibat aktivitas pemanfaatan kawasan, atau terbawa luapan aliran sungai ketika hujan turun dengan deras. Dimulai pukul 08.00 WIT dan dijadwalkan berlangsung selama sekitar 5,5 jam, relawan yang tergabung dalam kegiatan ini juga dibekali dengan alat-alat untuk memungut sampah yang diarahkan oleh petugas dari BBKSDA Papua Barat dan disebar menjadi dua fokus wilayah kerja, yaitu jalan masuk TWA Sorong dan sekitar areal perkemahan.
Salah satu relawan asal komunitas Kelompok Pecinta Alam (KPA) Tambrauw, Hartito Kanigoro mengungkapkan, kegiatan bersih-bersih di TWA Sorong ini bukan pertama kalinya ia ikuti. Kata Hartito dari beberapa kali melakukan kegiatan serupa di TWA Sorong, rata-rata sebagian besar sampah terdiri dari sampah plastik dan botol-botol minuman keras. “Ingat, bumi itu tidak butuh manusia, tapi manusialah yang butuh bumi. Layaknya setiap pengunjung harus membawa sampahnya kembali ke rumah karena hutan bukan tempat sampah,” tandanya.
Kegiatan bersih-bersih dari BBKSDA Papua Barat bersama Mitra ini berhasil mengumpulkan kurang lebih 90 karung sampah berukuran 100cm x 60cm serta 40 karung sampah berukuran 40cm x 50cm, yang mana sebagian besar berisikan sampah anorganik – termasuk sisa-sisa botol kaca maupun kaleng minuman keras yang ditinggalkan pemanfaat kawasan yang tidak bertanggung jawab. [dwi]