MANOKWARI, BeritaAktual.co – Sejak awal bulan Desember 2021, harga komoditas cabai rawit di pasar tradisional Manokwari kini mencapai Rp100 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini terjadi lantaran minimnya stok cabai disertai tingginya minat konsumen.
Pantauan beritaaktual.co di sejumlah pasar tradisional Sanggeng maupun pasar Wosi, pada Senin, (06/12/21) melonjaknya harga cabai rawit tersebut dikisaran Rp 90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram.
“100 ribu per kilo. Iya, sudah naik sejak awal bulan (Desember), stoknya kita cuma dapat sedikit,” ujar Roni salah seorang pedagang di pasar tradisional di pasar Sanggeng.
Roni mengatakan, minimnya stok cabai di pasaran ini diduga akibat buruknya kondisi cuaca akhir-akhir ini. Padahal, normalnya harga cabai tersebut berkisar antara Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram.
“Sepertinya sejak hujan akhir-akhir ini, kita dapat dari tengkulak sudah mahal, itu pun dikasih cuma 30 kilo saja,” tambahnya.
Senada, Suri pedagang lainnya di pasar tradisional Wosi mengatakan, meski mencapai Rp 100 ribu, minat pembeli masih cukup tinggi terutama pada pemilik rumah makan.
“Paling banyak itu pelanggan dari warung makan, tetap beli karena butuh untuk jualan,” kata dia.
Selain cabai rawit, harga cabai besar dan keriting masih dikisaran Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram. Sementara harga bawang merah dan bawang putih terpantau stabil masih di harga Rp 45 ribu per kilogram. Begitupun dengan harga tomat masih di kisaran harga Rp 15 ribu per kilogram.
“Cabai besar naik sedikit, kalau bawang merah dan bawang putih malah turun, bulan lalu Rp 50 ribu per kilo, sekarang Rp 45 ribu per kilo,” terang Suri.
Menanggapi hal itu kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Papua Barat, George Yarangga mengatakan, kenaikan harga komoditas cabai tersebut dikarenakan tidak adanya pasokan dari luar daerah, berbeda dengan komoditas bawang merah dan bawang putih.
“Kenaikan harga cabai di Manokwari ini karena minimnya pasokan dari petani lokal dan tidak ada pasokan dari luar, beda dengan bawang merah dan bawang putih.” ujarnya saat dihubungi beritaaktual.co Senin, (06/12/21) melalui telepon selulernya.
Faktor lain lanjut Yarangga, permintaan cabai dari daerah lain seperti Serui dan Biak sangat tinggi sehingga stok cabai di Manokwari tidak mencukupi kebutuhan di pasaran.
Untuk mencegah adanya penimbunan komoditas cabai, Yarangga mengaku Satgas dan stakeholder lainnya akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) dalam waktu dekat ini.
“Kalau ada penimbunan jelas kita akan tindak sesuai aturan yang ada, mungkin dalam waktu dekat ini satgas akan sidak,” tutupnya. [els]