KOTA SORONG, BeritaAktual.co – Anggota Komisi VII, DPR/MPR-RI, Fraksi NasDem, Rico Sia menghimbau masyarakat untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kerukunan, baik antar sesama umat maupun antar umat beragama di Indonesia. Terutama pada Bulan Suci Ramadhan ini. Umat Islam di Indonesia selain dituntut meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan berpuasa, juga diharapkan saling menjaga toleransi dengan agama lain.
“Untuk saudara-saudari saya umat muslim, selamat menjalankan ibadah puasa, saya harap bulan Ramadhan yang penuh berkah ini dapat kita jadikan sebagai momentum memperbanyak amal ibadah dan saling menjaga kerukunan antar sesama umat maupun antar umat beragama lain,” kata Rico saat menggelar Sosialisasi di kota Sorong, Papua Barat Daya. Selasa, 28 Maret 2023.
Dikatakan Rico politisi asal Papua Barat Daya itu, tujuan bulan Ramadhan bukan untuk memisahkan atau mempolarisasi antara mereka yang berpuasa dengan yang tidak berpuasa. Namun, justru sebagai pedoman serta pembelajaran untuk menghargai hak asasi manusia, menciptakan harmoni kehidupan, perdamaian dan saling menghormati, serta memisahkan antara urusan pribadi dan kelompok. Sebab, manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.
“Bahkan, setelah Ramadhan pun, kita harus tetap hidup harmonis meski berbeda agama, kita harus saling mengingatkan bagaimana kita hidup harus yang baik, hidup bersama yang saling toleransi satu dengan yang lain,” ujar Rico.
Rico Sia juga mengajak masyarakat untuk saling bahu-membahu meringankan beban masyarakat lainnya, mengingat bulan suci Ramadhan merupakan bulan penuh berkah dan ampunan maka setiap orang wajib yang melakukan kebaikan.
“Contoh, ada saudara kita membutuhkan bantuan meski dia beragama lain, bantu dia. Itu lah makna sebenarnya Tuhan melipatgandakan amal serta perbuatan,” papar Rico.
Untuk itu Rico Sia berharap, dengan meningkatkan kerukunan dan toleransi, masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan dan dapat memecah-belah persatuan dan kesatuan yang telah terjalin selama ini di negara NKRI. Dengan demikian maka hak asasi manusia menjadi berlaku objektif, karena manusia tentunya memiliki kebutuhan dan hajat hidup sehingga melahirkan hak asasi manusia. [DWI]