SORONG, BeritaAktual.co – Tragedi pembantian sadis dan keji 4 orang warga sipil pekerja jalan Trans Papua di kampung Majnik, kabupaten Bintuni yang dilakukan separatis Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Kamis (29/9/22), Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) se Sorong Raya memberikan pernyataan sikap.
Dua dari empat orang tersebut merupakan warga dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Pernyataan sikap terbuka dibacakan Ketua BPD KKSS Kota Sorong, H.Syamsudin Djohan, didampingi Ketua KKSS Kabupaten Raja Ampat, Ketua KKSS Kabupaten Sorong bersama anggota dan pengurus KKSS se Sorong Raya di kediaman salah satu korban pembantaian yang beralamat di kilometer 10 masuk. Sabtu sore, 01 Oktober 2022.
“Kami dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) se Sorong Raya hari ini memberikan pernyataan sikap terkait dengan pembantaian sadis dua warga kami di jalan Trans Teluk Bintuni-Maybrat kemarin,” tegas Syam Djohan.
Berikut, pernyataan sikap KKSS se Sorong Raya tentang pembantaian warga sipil di jalan Trans Bintuni-Maybrat pada tanggal 29 September 2022.
- Kami warga KKSS se Sorong Raya mengutuk keras tindakan brutal, tidak berperi kemanusiaan yang dilakukan oleh kelompok kelompok separatis Papua kepada warga sipil di jalan Trans Bintuni.
- Kami warga KKSS se Sorong Raya meminta kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, TNI-POLRI, untuk memberikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada warga sipil di Papua dan Papua Barat yang kami cintai.
- Kami warga KKSS se Sorong Raya, meminta kepada TNI-POLRI menangkap dan mengadili pelaku pembantaian warga sipil tanggal 29 September 2022 di jalan Trans Bintuni.
Kepada awak media Syam Djohan mengatakan, pernyataan ini agar menjadi perhatian pemerintah dan tidak terulang lagi kasus yang sama terhadap warga sipil khususnya di tanah Papua. Kata dia, pemerintah yang mempunyai kuasa seharusnya serius dan tegas melindungi warga sipil guna mewujudkan Papua Zona Damai apalagi kejadian seperti ini sudah berulang kali terjadi.
“Mereka yang jadi korban ini adalah pekerja yang bekerja dengan ikhlas, mereka meninggalkan keluarga bahkan anak dan istri di rumah, mereka pergi dalam keadaan kerja sehat, tapi pulang dalam keadaan mayat dengan kondisi tragis, sangat miris. Jadi kami minta perlindungan dari pemerintah lindungi warga yang berada di lapangan, bukan hanya kepada warga KKSS saja tapi semua warga yang mendiami tanah Papua ini.” pinta Syam Djohan.

Aksi pembantaian empat pekerja tersebut menyisakan luka mendalam bagi keluarga, terutama istri dari Armin dan Abbas Manna (korban pembantaian) yang hingga saat ini belum bisa bertemu dengan orang lain lantaran masih trauma dengan kejadian tragis yang menimpa suaminya.
Hingga Sabtu sore, 01 Oktober 2022, keluarga dan kerabat masih menunggu kabar kedatangan jenazah di rumah korban di kompleks kolam buaya, distrik Sorong Utara, kota Sorong, Papua Barat. Rencananya jenazah korban akan tiba di Sorong hari ini Minggu pagi dan langsung dibawa ke Makassar untuk dimakamkan di kampung halaman mereka di Soppeng, Sulawesi Selatan. [jas]