KOTA SORONG, BeritaAktual.co – Wakil ketua 1 Tim Pemekaran Provinsi Papua Barat Daya, Adrian Howay meminta Gubernur Elisa Kambu dan dan wakil gubernur Ahmad Nasrau mewujudkan visi misi, yang sudah disosialisasikan saat kampanye.
“Meski hingga kini belum ada pelantikan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) yang definitif, namun Tim Pemekaran Provinsi Papua Barat Daya berharap, figur-figur yang nantinya dipilih gubernur dan wakil gubernur adalah orang-orang yang berkompeten dan mampu menerjemahkan kebijakan pemimpin daerah,” ujar Adrian, Kamis (09/05/2025).
Dikatakan Adrian, kehadiran Provinsi Papua Barat Daya harus bisa dirasakan dan disaksikan secara nyata, dalam kehidupan seluruh masyarakat di lima kabupaten dan 1 kota ini. Yang juga harus diperhatikan adalah pembangunan di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T). Pemerintah daerah harus bisa membuka akses daerah 3T, agar bisa merasakan kehadiran pemerintahan provinsi Papua Barat Daya.
“Pembangunan provinsi ke 38 ini harus dirasakan hingga ke pelosok-pelosok negeri. Jika isolasi ini bisa dibuka, maka pertumbuhan ekonomi Papua Barat Daya turut berkembang. Dengan begitu hasil bumi dari daerah 3T, bisa dijual di kota dan dapat memberikan manfaat bagi penduduk yang ada di pulau-pulau terluar. Pendekatan pembangunan masyarakat di kawasan pesisir, tidak sama dengan yang ada di ibukota provinsi,” kata Adrian.
Selain itu, Adrian juga meminta gubernur dan wakil gubernur Papua Barat Daya bisa mengatasi kesenjangan antara orang asli Papua dan warga pendatang terutama di sektor ekonomi. Pada kenyataannya yang menguasai perekonomian adalah warga pendatang, sementara orang asli Papua, hanya ada di pinggiran saja.
Menurutnya, selain memberikan bantuan kepada pedagang asli Papua, pemerintah provinsi Papua Barat Daya juga harus membekali mereka dengan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat, baik petani, nelayan dan pedagang atau mereka yang berperan dalam perputaran ekonomi masyarakat.
“Jika tidak ada keberanian dan niat dari pemerintah daerah untuk mengembangkan masyarakatnya, maka kehidupan masyarakat akan terus seperti sekarang ini. Sampai kapanpun masyarakat kita tetap jadi penonton. Dia tidak bisa berani masuk di sentra ekonomi. Tidak bisa punya usaha karena minim modal dan ilmunya,” papar Adrian.
Adrian menambahkan, pemerintah provinsi Papua Barat Daya juga harus meningkatkan pendidikan vokasi. Yang mana pendidikan vokasi ini penting untuk menyiapkan tenaga ahli madya di bidang-bidang tertentu.
“Provinsi Papua Barat Daya ini memiliki potensi yang besar di sektor pariwisata dan pertambangan. Pendidikan vokasi ini harus lebih dikembangkan khusus untuk sektor pariwisata dan pertambangan,” tutupnya. (Mar)