SORONG, BeritaAktual.co – Menyikapi Independensi jurnalis dalam genggaman digital dan perspektif hukum dalam balutan program Otonomi Khusus (Otsus) pemerintah daerah Provinsi Papua Barat, Yayasan Bursa Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) bekerjasama dengan pemerintahan Australia melalui Lembaga Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan (KOMPAK) menggelar News Cafe bertempat di salah satu hotel di Sorong, Jumat, 24/9/2021.
Kegiatan yang digelar dengan mengangkat tema “Online, Independensi Jurnalis dan Ranah Hukum” melibatkan 33 jurnalis yang berasal dari Manokwari dan Sorong serta pemateri, Kepala Sub Bidang Pendataan, Bappeda Provinsi Papua Barat, Miracle Genuny, Direktur Eksekutif BaKTI Yusran Laitupa dan Yosep Suprayogi wartawan senior dari Tempo Media.
Dalam pemaparannya, Kepala Sub Bidang Pendataan, Bappeda Provinsi Papua Barat, Miracle Genuny mengatakan, dana Otsus yang didistribusikan dari pemerintah pusat bertujuan memiliki tata kelola pemerintahan dan pembangunan di kampung, kelurahan dan distrik dalam bidang ekonomi maupun pelayanan dasar khususnya bagi Orang Asli Papua (OAP).
Namun lanjut dia, dalam amanat pelaksanaan pemerintahan daerah melalui kebijakan desentralisasi yang mulai dilaksanakan 1 Januari 2000, dalam praktik implementasinya tidaklah mudah. Dimana kondisi geografis, tingkat kesuburan dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya tidak merata, berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Demikian juga dengan jumlah penduduk ,kualitas intelektual, termasuk sebarannya juga berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kondisi geografis dan demografi tersebut dapat menimbulkan banyak permasalahan dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Sementara, Direktur Eksekutif BaKTI Yusran Laitupa menerangkan, idealnya, pembangunan harusnya menyentuh semua lapisan tanpa pengecualian. Termasuk kampung dan kelurahan yang justru seharusnya menjadi tulang punggung pembangunan. Lanjut dia, salah satu program strategis Otsus Provinsi Papua Barat yang disupport oleh KOMPAK adalah Sistem Administrasi dan Informasi Kampung (SAIK+).
Program Prospek Otsus SAIK+) ini terdiri dari 4 komponen yaitu:
- Memperkuat Sistem Administrasi dan Informasi Kampung (SAIK+),
- Meningkatkan kapasitas kader dan aparatur kampung.
- Memperkuat Distrik dalam menjalankan tugas pembinaan dan pengawasan, dan
- Memperkuat kemampuan kampung dalam mendanai pelayanan dasar di tingkat kampung.
Melalui keempat komponen di atas, diharapkan kampung dapat mengelola dan menggunakan anggaran (kampung) menjadi lebih efektif dan berhasil guna sesuai dengan tujuan nasional dan kebutuhan kampung di Provinsi Papua Barat utamanya, kualitas Orang Asli Papua bisa meningkat.
Sementara, Yosep Suprayogi Wartawan Senior Tempo Media yang membawakan materi “Online, Independensi Jurnalis dan Ranah Hukum” mengatakan, pers memiliki hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, dan Undang Undang Dasar (UUD) 1945, termasuk didalamnya kemerdekaan berpendapat, dan berekspresi namun, senantiasa menaati Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Meningkatkan kualitas kehidupan manusia, kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, tentunya dengan tetap menjaga tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama. “Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik dalam memperoleh informasi yang benar, seorang wartawan memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman dalam menjaga kepercayaan publik,” terangya.
Menurutnya, dewasa ini penyajian berita dalam bentuk visual dari infografis akan lebih meningkatkan keinginan membaca karena penyajiannya lebih mudah dipahami. Terutama media online di era saat ini telah menjadi kebutuhan masyarakat terutama, generasi milenial yang tidak bisa lepas dari teknologi dan juga perangkat telepon pintar mereka. Untuk itu konten atau berita yang dipublikasi, pers harus memastikan informasi yang diterima masyarakat adalah benar.
“Banyaknya orang yang mengakses berita dari media online dikarenakan kecepatan yang dimiliki media online. Untuk itu ada aturan yang harus dipatuhi media untuk memilah informasi mana yang bisa disampaikan ke publik,” ujarnya.
Kegiatan News Cafe tersebut menjadi ranah saling memberikan pemahaman antara jurnalis dan narasumber terkait sejumlah aspek di lingkungan sekitar. [ary]