SORONG, BeritaAktual.co – Unjuk rasa Forum Mahasiswa Papua Kota Studi Makassar di jalan AP Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (26/10/2021) kemarin berakhir ricuh setelah aksi tersebut dibubarkan oleh kelompok Organisasi Masyarakat (Ormas).
Aksi demo yang dihadiri sekitar 20 orang mahasiswa itu menuntut dibebaskannya Victor Yeimo serta menutup perusahaan asing di tanah Papua. Saat aksi berjalan sekitar 10 menit, tiba-tiba dari salah satu ormas langsung membubarkan massa secara anarkis hingga terjadi kericuhan.
Menanggapi insiden tersebut, Anggota DPD RI, Daerah Pemilihan Papua Barat, M Sanusi Rahaningmas meminta Kapolri dan Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) agar cepat menindak tegas Ormas yang melakukan aksi anarkis terhadap mahasiswa Papua di Makassar itu.
“Mahasiswa asal Papua hanya ingin melakukan orasi damai di Makassar tapi dicegah dan berujung pada pemukulan terhadap mahasiswa asal papua. Ini sangat di sayangkan,” terang Senator yang akrab disapa MSR ini. Rabu, 27 Oktober 2021.
Menurut Senator MSR, ormas tidak berhak melakukan pembubaran orasi apalagi melakukan tindakan anarkis, sebab ada aparat dan ada aturan yang menjamin terkait kebebasan berpendapat di depan umum.
“Jadi kalau hal yang dilakukan oleh kelompok ormas itu menyalahi dan bertentangan dengan aturan. Bahkan itu bisa menimbulkan tindakan tindakan yang menimbulkan provokatif,” papar Sanusi.
“Sebab itu, saya minta kepada Kapolri dan Kapolda Sulsel agar secepatnya memproses yang mengatasnamakan ormas tersebut dan memberikan sanksi tegas kepada aparat yang mengawal pendemo karena terkesan melakukan pembiaran terhadap kelompok ormas itu,” tambah Sanusi kesal.
Tak hanya kepada Polri, Sanusi juga meminta kepada semua pihak agar tidak melakukan hal yang sama kepada mahasiswa mahasiswa asal Papua dimana saja yang melakukan aksi aksi damai sepanjang hal itu diatur dalam undang undang dan aturan yang berlaku di republik ini.
“Apa yang mereka lakukan mereka tidak pernah berfikir dampak terhadap masyarakat yang ada di Papua dan Papua Barat secara umum, dan mereka tidak pernah berpikir atas resiko yang akan muncul atas tindakan tersebut,” ujarnya.
Senator asal Papua Barat pemilik jargon si “Batik Merah” ini juga berharap agar kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi apalagi sampai melakukan tindakan anarkis dan provokatif yang hanya akan merugikan semua pihak. [dwi]