SAUMLAKI, BeritaAktual.co – Bertempat di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 25 September 2015, para pemimpin dunia yang berkumpul telah menyepakati adanya agenda bersama untuk mengupayakan pencapaian Tujuan Pengembangan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDG’s) sebagai kesepakatan gerakan bersama untuk pembangunan global yang berkelanjutan. Sejalan dengan gerakan tersebut, sebagai bagian dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM), SKK Migas bersama seluruh KKKS wilayah Papua dan Maluku (Pamalu), ingin terus mengupayakan pencapaian Tujuan Pengembangan Berkelanjutan (SDG’s) melalui PPM bidang lingkungan khususnya di kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Sebagai bagian dari rencana mendorong hadirnya unit unit usaha kreatif Ekowisata, SKK Migas – KKKS Pamalu melakukan penanaman pohon Agroforestri di Desa Bomaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Ini dilakukan agar nantinya dapat menuju sasaran keberlanjutan SDG’s dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat terutama di nomor 13, yakni Penanganan Perubahan Iklim dan nomor 15 Keberlanjutan Ekosistem Darat. Selain itu diharapkan turut membantu mewujudkan tujuan Nomor 11 yaitu, Kota dan Permukiman yang berkelanjutan, serta nantinya turut menyasar tujuan dari nomor 1 tersebut. Bertepatan dengan rencana hari Menanam Pohon Indonesia yang dirayakan pada setiap tanggal 28 November, SKK Migas-KKKS Pamalu yang didukung oleh Mitra kerja lingkungan yang berada di Saumlaki, Yayasan Sor Silai, mulai menginisiasi pembersihan lahan yang akan dipersiapkan sebagai rencana lokasi ekowisata hasil tanaman perkebunan buah buahan, bekerja sama dengan pemilik lahan Felisianus Mitakda yang juga merupakan pendiri dan ketua pertama Yayasan Sor Silai pada lahan seluas 2 Hektar.
Para MPU, yang merupakan masyarakat di sekitar lokasi turut diberdayakan bersama sama, untuk mewujudkan hadirnya lokasi lokasi Ekowisata di kemudian hari, karena bibit bibit tanaman yang telah ditanam merupakan bagian dari telah hadirnya Bank Bibit SKK Migas – KKKS yang dikelola oleh Yayasan Sor Silai, untuk dipinjamkan kepada unit unit usaha perkebunan. Selain nantinya juga bisa dimanfaatkan oleh MPU sebagai bagian dari program adopsi tanaman, yang adopsinya bisa ditawarkan kepada para tamu wisatawan, tanaman yang dipinjamkan tersebut diharapkan dapat dikembalikan oleh para MPU dalam bentuk cangkokan/penyemaian lainnya, setelah MPU memperoleh manfaatnya, untuk menjaga tetap tersedianya bibit bibit tanaman produktif di Bank bibit.
Dalam proses persiapan lahan hingga tertanamnya sebanyak 200 pohon Alpukat, 200 pohon Nangka, 100 pohon Cacao, dan akan secara bertahap akan dilanjutkan dengan 500 pohon Cacao, 150 pohon Jeruk Selwasa, 100 pohon Alpukat, 250 pohon Nangka, 100 pohon Pepaya California, 100 pohon Mangga, dan 100 pohon Lemon Cina, yang prosesnya didukung oleh Aparatur Pemerintahan Kabupaten, Kodim 1507, Tokoh Masyarakat, tokoh Agama dan Civitas akademika yang ada di Saumlaki.
Ketua Yayasan Sor Silai, Simon Lolonlun dalam laporannya menyampaikan bahwa pohon mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga kestabilan air bawah tanah, cegah polusi, banjir dan pemanasan global. Selain itu manfaat penanaman pohon ini adalah untuk pemerataan distribusi bahan pangan dan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui taman ekowisata desa.
Sementara itu Staf Senior Perwakilan SKK Migas Pamalu, Dolmince Karsau yang terbang dari Sorong setelah melakukan kegiatan penanaman pohon Agroforestri di 4 daerah operasional migas di Provinsi Papua Barat pada hari sebelumnya, juga menyampaikan harapannya agar pelaksanaan kegiatan PPM ini tidak berhenti hari ini saja, tetapi dapat terus secara berkelanjutan diteruskan perawatannya hingga tercapainya cita cita masyarakat yang dapat berkebun secara mandiri, sehingga dapat memberikan manfaat berkelanjutannya bagi generasi masa depan anak dan cucu.
Kata Dolmince Karsau, Program Pengembangan Masyarakat yang dilakukan oleh SKK Migas bersama para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) adalah program yang secara rutin dilakukan setiap tahunnya, merupakan bagian dari tanggung jawab sosial kehadiran industri hulu migas untuk tetap menjaga kelestarian alam. Adapun diharapkan kegiatan ini dapat memberi dampak positif yang berkelanjutan atau memiliki multiplier effect antara lain memunculkan potensi desa wisata dari taman ekowisata, peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat melalui penjualan tanaman buah produktif, dan kelestarian lingkungan hidup. [dwi]