MANOKWARI, BeritaAktual.co – Sebagai upaya cepat tanggap guna meminimalisir terhadap dampak yang terjadi atas dugaan tercemarnya kali Wariori, distrik Masni, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Kabupaten Manokwari, melakukan pengambilan sampel air pada Rabu, 8 Desember 2021 bersama mitra Laboratorium PPLH Universitas Papua.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Pengaduan Lingkungan, Yohanes Ada Lebang menjelaskan bahwa upaya cepat dilakukan, merupakan tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat untuk mencegah dan meminimalisir dampak yang akan terjadi jika faktanya terjadi adanya pencemaran air Kali Wariori.
Lebang menjelaskan, untuk pengambilan sampel air telah dilakukan pada tiga titik pengambilan yaitu pada bagian Hilir Kampung Bowi Subur, dimana pertemuan aliran air kali Koyani dan Kali Wariori, Sampel Kedua pada Kali Koyani/Bowie/bendungan BBI dan pengambilan sampel air permukaan pada Kali Wariori (jembatan/ S=00⁰. 51′. 9.71” dan E=133⁰.39′. 6.23”), yang merupakan sampel ketiga.
“karena DLHP Manokwari belum memiliki sumber daya baik gedung Laboratorium, peralatan dan tenaga Laboratorium, sehingga akan dilakukan Uji Laboratorium berupa Parameter Kimia Organik diantaranya seperti pH, Besi (Fe), Mangan (Mn) dan Kimia Organik (minyak dan lemak) pada Laboratorium PPLH Unipa, sedangkan khusus untuk parameter Merkuri (Hg / Hydrargyrum, air/cairan perak) akan dilakukan pada Laboratorium BPOM Manokwari dengan masa tunggu selama 14 (empat belas) Hari Kerja. Kami berharap semua pihak sama-sama menantikan hasilnya dan diharapkan mampu menjawab serta mendapat solusi dari hasil uji laboratorium tersebut,” jelas Lebang.
Tenaga Ahli Bupati Manokwari Bidang Pertanian dan Perkebunan, Edy Waluyo saat mendampingi tim menyampaikan terimakasih atas pergumulan bersama sehingga dapat dilakukan tinjauan langsung atas penyampaian warga terkait dampak lingkungan adanya penurunan kualitas air yang digunakan yaitu aliran air irigasi Kali Wariori yang diduga telah tercemar dengan pengambilan sampel air untuk segera dilakukan pengujian laboratorium.
“Terimakasih kasih respon cepat Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manokwari yang berkesempatan mengambil sampel air di dataran Prafi setelah pertemuan bersama beberapa waktu lalu. Begitulah Lingkungan untuk kehidupan masyarakat banyak, banyak orang mengabaikan lingkungan, padahal dengan adanya lingkungan kita bisa hidup sehat khususnya kepada petani yang sangat mengharapkan air untuk daerah persawahan. Semoga dapat ditindaklanjuti dan mendapat hasil secepat mungkin serta dapat ditindaklanjuti Pak Bupati atas harapan besar petani dan dimudahkan semua proses yang dilakukan,” terang Waluyo
Sementara Kepala Kampung Bowi Subur Sp-6, Purwadi, menyampaikan terimakasih telah melakukan pengambilan sampel air bisa menjawab keluh kesah warga masyarakat dapat terjawab, harapan lebih baik dan maju menopang kehidupan sehari-hari dan menjadi kampung lumbung pangan di Kabupaten Manokwari.
“Adapun kondisi saat ini di Kampung Bowi Subur, lahan kita terjadi pendangkalan di saluran tersier, pendangkalan di ladang-ladang dengan adanya tanah yang datang membuat tanah semakin keras sehingga tanaman padi dan sayuran sulit tumbuh,” kata Purwadi.
Hal yang sama disampaikan, Kepala Kampung Sumber Boga SP-7, Slamet Iriandi, Kondisi saat ini belum dapat menjawab panen raya, karena kondisi juga sama yang terjadi di Kampung Bowi Subur karena adanya dugaan pencemaran air Kali Wariori seperti matinya ikan-ikan di kolam serta kerdilnya tanaman padi juga sayuran. [els]