SORONG, BeritaAktual.co – Direktur Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pembangunan (LP3) Papua Barat Daya, Abdullah Usman Yeubun, S.Sos meminta agar pemeriksaan kesehatan Calon Anggota Bawaslu Papua Barat Daya periode 2023-2028 dilakukan ulang.
Bagi Abdullah, Bawaslu merupakan lembaga independen yang tentu memiliki integritas tinggi, jika lahirnya Anggota Bawaslu Papua Barat Daya yang masih “seumur jagung” penuh kecurangan maka sudah tentu akan menciptakan pesta demokrasi yang kurang sehat di wilayah Papua Barat Daya.
Abdullah menilai hasil Pemeriksaan Kesehatan (RIKKES) Calon Anggota Bawaslu Provinsi Papua Barat Daya periode 2023-2028, yang merupakan penentuan Lulus tidaknya para calon tersebut ke tahap 10 besar penuh kejanggalan.
Dari hasil pemeriksaan yang didapati, diduga ada intervensi Bawaslu dalam menentukan hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Polda Papua Barat terhadap Tim Seleksi. Anehnya, terdapat 20 peserta yang ikut periksa kesehatan, 10 orang peserta dinyatakan bermasalah dan 10 peserta dinyatakan tidak bermasalah.
Terdapat pula nilai peserta yang sama namun dikategorikan Tidak Direkomendasikan. Seperti sudah ditentukan yang ini masalah, dan yang itu tidak bermasalah. “Ada Peserta yang nilai kesehatan sama, hasil pemeriksaan sama namun peserta satu direkomendasikan dan peserta satunya tidak direkomendasikan,” tutur Abdulullah kepada wartawan media ini. Jumat 16/06/23.
Kemudian satu peserta atas nama Zatriawati memiliki nilai hasil pemeriksaan kesehatan paling tinggi dibandingkan peserta lainya, artinya peserta tersebut paling sehat dibandingkan 19 peserta yang sama-sama diperiksa.
Setelah ditelusuri peserta atas nama Zatriawati di Internet, ditemukan bahwa Zatriawati merupakan mantan komisioner Bawaslu Provinsi Sulawesi Tengah periode lima tahun lalu, bahkan diduga kuat Dia merupakan titipkan Bawaslu RI untuk mengikuti seleksi Anggota Bawaslu Provinsi Papua Barat Daya periode 2023-2028.
“Jika ditarik kesimpulan mengenai pemeriksaan kesehatan, bahwa Kesehatan anak-anak Papua yang sudah berkecimpung dan tumbuh besar di atas tanah Papua, yang sama-sama mengikuti Pemeriksaan Kesehatan Calon Anggota Bawaslu Papua Barat Daya Periode 2023-2028 Tidak Sehat alias Sakit dibandingkan seorang Zatriawati,” tegas Abdullah.
Yang disayangkan menurutnya adalah adanya dugaan intervensi kuat dari salah satu anggota Bawaslu Republik Indonesia terhadap Tim Seleksi Calon Anggota Bawaslu Provinsi Papua Barat Daya Periode 2023-2028 untuk mengotak-atik hasil kesehatan dan meloloskannya.
“Putusan hasil kesehatan yang diambil ini menurut kami tidak masuk akal. Ada peserta yang secara fisik pendengarannya kurang bagus, tetapi diloloskan, ada peserta yang sehat jasmani dan rohani justru tidak diloloskan,” tutur Abdullah Usman Yeubun.
Tak hanya itu, Abdullah Usman Yeubun juga menyoroti statement yang disampaikan oleh Ketua Tim Seleksi Calon Anggota Bawaslu Papua Barat Daya Periode 2023-2028, Dr Guzali Tafalas yang mengatakan Timsel Sesalkan Bocornya Draft Pengumuman 10 Besar Calon Bawaslu PBD.
Kata Abdullah bocornya Draft Pengumuman tersebut diduga settingan yang dimainkan oleh Timsel, sebab peristiwa munculnya dua kali hasil Pengumuman Tim Seleksi Calon Bawaslu wilayah Papua Barat Daya pernah terjadi pada tahun 2018, saat itu dilakukan Seleksi Bawaslu Kabupaten/Kota periode 2018-2023 dan Guzali sendiri yang menjadi Ketua Timsel.
“Mohon maaf LP3 tidak menuduh, melainkan hanya menduga ada indikasi permainan serupa pada tahun 2018,” tutur Abdullah.
Sementara itu Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja yang dimintai tanggapan belum memberikan komentar mengenai hal ini. [dwi]