SORONG, BeritaAktual.co – Pemahaman yang kadang tidak dicerna dengan baik menimbulkan pola intelektual yang tidak selaras dalam memberikan suatu pernyataan,terlebih dalam menyuarakan ke ruang publik,mampu bersuara namun tidak mampu membuktikan secara faktual.Aspirasi penyampaian ke ruang publik sah secara undang-undang namun demikian ada sejumlah adab dan mekanisme yang secara bijak perlu diperhatikan saat menyuarakan aspirasi,hal ini yang sepertinya tidak dijiwai dan dipahami oleh oknum-oknum yang bersuara.
Hingga aksi kecamatan dan penyerangan verbal dilontarkan oleh oknum yang mengatasnamakan dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Sorong yang menyebutkan pemberitaan di media massa, tidak masuk akal, khususnya jaminanan PT Pertamina bahwa stok BBM di kota Sorong, aman termasuk bentuk permintaan agar masyarakat tidak melakukan panic buying, padahal masih terjadi antrian di SPBU, terlebih menyebutkan kata-kata yang tidak sepantasnya dilontarkan sebagai kaum intelektual muda.
Menyikapi pernyataan tidak mendasar oleh oknum oknum mahasiswa yang melabelkan dirinya dari GMNI Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Chanry Suripatty yang coba memberikan pengertian saat aksi, justru ditolak massa pendemo. Akibatnya para wartawan dari berbagai media, langsung bersikap memboikot pemberitaan aksi demo tersebut.
“intinya yang mereka sebutkan kalau dinamakan koreksi kami terima tapi itu adalah tuduhan serius yang sangat tidak mendasar karena teman-teman media di kota Sorong ini sudah bekerja maksimal dan tetap memberikan edukasi kepada masyarakat dan tentu kami juga menjaga kedamaian atau kenyamanan warga masyarakat di kota Sorong ini” ujar Chandry.
Awak media memberi waktu 1×24 jam bagi massa pendemo untuk meminta maaf terhadap ucapan yang mereka lontarkan, jika tidak masalah ini akan berlanjut ke ranah hukum.
“kami minta dalam 1×24 jam mereka harus minta maaf atas tuduhan serius itu dan kami akan melakukan koordinasi dengan organisasi pers yang ada di Papua Barat ini untuk mengambil sikap terkait pernyataan pernyataan atau tuduhan fitnah seperti itu media di Papua Barat” tegas seluruh wartawan.
Wartawan di Papua Barat sudah bekerja maksimal sudah bekerja secara profesional, sejak mulai awal kelangkaan ini terjadi media sudah beritakan hingga pertamina turun tangan menyuplai stok bbm ke seluruh SPBU. [jas]