MANOKWARI, BeritaAktual.co – Warga sekitar Bandara Rendani, Manokwari Papua Barat mengamuk dan menolak 3 orang yang diduga pasien terinfeksi virus Corona saat hendak turun dari Pesawat Batik Air rute dari Surabaya – Manokwari.
Warga juga menutup akses jalan Trikora Rendani. Aksi ini dipicu, pasalnya warga melihat adanya mobil Ambulans yang memuat petugas medis dengan berpakaian lengkap Coverall atau APD menjemput 3 pasien tersebut langsung di halaman parkir pesawat di Bandara Rendani.
Mobil Ambulance yang sudah menjemput 3 pasien yang telah turun dari pesawat Batik Air, hendak keluar dari halaman Badara Rendani lantas seorang ibu langsung berteriak dan mengancam akan melemparkan batu ke mobil ambulance. Ibu tersebut meminta agar ke 3 pasien tersebut dikembalikan, dibawa pulang ke tempatnya di Surabaya.
Warga juga sempat membunyikan tiang listrik yang merupakan kode masyarakat berkumpul, dan benar adanya dalam seketika semua warga keluar dari rumah menolak dengan tegas adanya pasien yang diduga positif Corona itu.
Tak puas karena tidak ada tanggapan dari pihak bandara untuk mengembalikan 3 pasien tersebut ke Surabaya, masyarakat langsung memalang jalan menggunakan batang pohon dan batu. Tak cukup sampai di situ, setiap mobil yang lewat warga meminta membuka kaca, agar dapat dilihat siapa saja yang keluar dari Bandara.
“Kita beribadah saja dibubarkan, ini sudah jelas pasien corona, tapi masih mau kasih turun disini bawa penyakit nanti bikin kitong semua mati disini,” teriak salah satu ibu yang merupakan warga Rendani.
Sementara itu, Ketua RT Rendani Manokwari, Daud Sraun meminta agar penerbangan ke Bandara Rendani ditutup, jangan ada lagi penerbangan, apalagi untuk mengangkut pasien yang diduga terinfeksi virus Corona.
“Para pimpinan daerah dalam hal ini, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan, kalau tahu 3 pasien itu terinfeksi virus Corona kenapa masih mau kasih turun di Bandara Rendani, kami masyarakat jelas khawatir dan takut. Ini reaksi ketakutan masyarakat, sampai terjadi seperti ini,” pungkasnya.
Hingga pukul, 14.00 WIT warga baru membubarkan diri. [sus]