SORONG, BeritaAktual.co – Antrian panjang kendaraan roda empat dan roda dua hampir sebulan ini terus terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) kota Sorong, Papua Barat, bahkan sejak pagi terlihat kendaraan roda empat sudah mengantri hampir mencapai satu kilometer demi mendapatkan BBM jenis pertalite dan solar.
Meski stok bahan bakar minyak mencukupi kebutuhan di sejumlah SPBU di kota Sorong namun antrian panjang kendaraan terus terjadi. Dari pantauan media ini di sejumlah SPBU untuk pengisian bbm jenis Pertalite dan Solar dibuka pada pukul 07.00 WIT hingga berakhir pengisian pada pukul 17.00 WIT, namun ada juga sejumlah pengendara yang tidak mendapatkan bbm jenis pertalite dan solar.
Dari informasi yang berhasil dikumpulkan, penyebab antrian panjang di sejumlah SPBU belakangan ini akibat pihak Pertamina membatasi pengisian bbm jenis pertalite dan solar untuk menjaga stok kebutuhan bbm tetap ada di Papua Barat, bahkan pengisian bbm dibatasi hingga waktu yang ditentukan sehingga warga yang tidak mendapatkan bbm memperhatikan hal tersebut.

Salah satu Sopir Tangki Air, Giantono mengaku sudah hampir seminggu ini ia harus rela antri untuk mengisi bbm jenis pertalite untuk kebutuhan mesin pompa air dan kendaraan selama melayani pengisian air. Ssjauh ini ia sendiri tidak mengetahui penyebab antrian panjang tersebut dalam seminggu ini, yang pasti dia harus datang ke SPBU lebih cepat pada pukul 06.00 WIT demi mendapatkan bbm pertalite.
“Ngak tahu kenapa sudah 1 minggu ini ngantri terus ini, tadi saya antri dari jam 06.00 WIT itu pun cuman geser sedikit. Kalau harapan saya agar mempermudah bahan bakar apapun solar, bensin semuanya dipermudah biar kita mudah cari nafkah. Supaya tidak ada antrian. Ini kan untuk melayani air mandi, air masak dan sebagainya, kalau antrian sampai setengah hari pesanannya jadi hilang semua pelanggan,” terang Giantono. Senin, 04 Juli 2022.

Sementara, Febrianto salah satu pengawas SPBU di kilometer 9 kota Sorong menjelaskan, antrian panjang kendaraan ini terjadi akibat banyak pelanggan yang mencari pertalite dengan harga murah dengan harga Rp 7.500 (tujuh ribu lima ratus), sementara harga pertamax Rp 12.700 (dua belas ribu tujuh ratus). Kata Febrianto sejumlah SPBU di kota Sorong mendapat pengisian bbm jenis pertalite sebanyak 20 (dua puluh) ton namun untuk pengisiannya diberi batas waktu pengisian.
“Kalau penyebab sih masalahnya harga pertamax dan pertalite yang terlalu jauh. Pelanggan lebih memilih pertalite. Biasanya stoknya 20 ton saja,” ungkapnya.
Selain antrian pertalite, antrian solar subsidi masih terus terjadi. Pihak kepolisian dari Polres Sorong Kota tetap mengimbau agar tidak ada penyalahgunaan bbm solar melalui spanduk yang dipasang di sejumlah SPBU untuk mencegah terjadinya penimbunan bbm yang kerap terjadi. [jas]