SORONG, BeritaAktual.co – Ratusan bangunan rumah kpr besubsidi di dua lokasi masing-masing di jalan petrogas KM 17 dan jalan pemakakan umum KM10 Kota Sorong Provinsi Papua Barat Dayaterbengkalai karena tidak tuntas pembangunannya alias mangkrak.
Di kilometer 17 yang rata-rata adalah rumah kopel. Kondisi rumah-rumahnya terlihat terbengkalai layaknya kota mati, hanya tersisa tembok tanpa atap beberapa rumah setengah jadi, ini terlihat temboknya bekas dirobohkan tanpa jendela, rumput ilalang tumbuh tinggi hingga nyaris menyamarkan kondisi bangunan yang sebenarnya. Ketika berada di lokasi yang perbukitan nampak kondisi kompleks hunian tersebut.
Dari informasi yang didapatkan Beritaaktual.co, lokasi ini merupakan kompleks perumahaan jenis kredit perumahaan rakyat atau KPR subsidi yang dibangun sebelum tahun 2016 oleh developer PT Jaya Molek Perkasa. Developer diduga tidak mampu membayar tukang sehingga para tukang protes dan membongkar bagian atap rumah.
Saat Beritaaktual.co coba menggali informasi dari warga setempat bernama Ekhys bersama dengan istrinya yang sedang membangun rumah dekat dengan lokasi perumahaan di jalan petrogas KM 17 mengaku, tidak begitu mengetahui dengan jelas status perumahaan tersebut keduanya hanya mendengar dari informasi yang disampaikan oleh warga sekitar lokasi
“Saya tidak tahu pasti. Hanya dari warga sekitar saya dapat informasi. Bahwa katanya, perumahaan ini sudah dibangun hingga atapnya. Namun developer tidak bisa bayar tukang. Itulah yang membuat tukang kecewa, hingga pada akhirnya membongkar seng dan kap kayu atap rumah, ” kata Ekhys.
Ekys mengatakan developer bangunan KPR mangkrak tersebut bernama S-D-A alias ibu Linda. Pembangunan hunian ini terhenti di tahun 2016. Ketika ditanya soal jumlah rumah yang dibangun di lokasi jalan Petrogas itu, Ekhys mengatakan ada sekitar 58 kopel bangunan KPR subsidi. Satu rumah kopel terdiri dari dua rumah.
Saat ditanya, apakah ibu Linda sering datang ke lokasi tersebut, Ekhys mengatakan ibu Linda sering datang, terakhir pada November tahun lalu (2022).” Yang saya tahu, ibu Linda datang terakhir itu, bulan November tahun lalu. Namun tahun ini, dia belum datang lagi, ” terang Ekhys
Ibu Linda datang hanya untuk melihat kondisi bangunan, setelah itu lalu pergi. “Dia sempat datang bawa orang, tapi saya tidak tahu orang itu dari mana, “beber Ekhys.
Di kedua lokasi telah dipasang papan bertuliskan tanah dan bangunan dalam pengawasan bank Papua Kumurkek. Papan tersebut diduga dipasang pada sekitar bulan Oktober 2022.
Awak media masih menelusuri keberadaan ibu linda dan hubungannya dengan perusahaan developer yang membangun KPR perumahaan untuk dikonfirmasi terkait penyebab dan status dari KPR subsidi di dua lokasi tersebut. (A.J)