SORONG, BeritaAktual.co – Sejumlah Tenaga dokter, perawat, keamanan dan pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) John Piet Wanane Jumat (17/03/23), melakukan aksi demo di depan Rumah Sakit yang beralamat di kilometer 23, kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Aksi demo damai para tenaga medis ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap kepemimpinan Dr. Hendrik O.T. Mansa,Sp.B, SubSp-BD (K) selaku direktur RSUD J.P Wanane.
Salah satu kekecewaan disampaikan oleh dr Jan Kambu Sp.OG.,Subsp. FER dokter spesialis kandungan yang menyampaikan, berkumpulnya tenaga dokter, perawat dan pegawai lainya sebagai langkah, permintaan dan harapan melihat semua pokok permasalahan yang terjadi di RSUD khususnya diperuntukan bagi Penjabat Bupati Sorong Yan Piet Moso.
“Bentuk yang kami sampaikan disini adalah bentuk penyampaian aspirasi yang wajar dan harus didengar, karena sampai detik ini banyak hak-hak yang tidak dipenuhi mulai dari perawat, tenaga keamanan, bidan dan dokter semua terabaikan. Ironisnya, banyak kebijakan yang ikut berimbas hingga pada pelayanan kepada pasien, penolakan pasien sebagian besar dan semata-mata bukan masalah administratif belaka, melainkan banyak alat-alat medis yang tidak bisa digunakan karena belum ada aturan tarif untuk penggunaan alat-alat tersebut. Coba teman-teman bayangkan alat-alat ada, tenaga dokter ada tapi semuanya tidak bisa dioptimalkan dengan baik mau tidak mau, kadang banyak pasien yang ditolak karena hal-hal seperti ini. Kami harap Pj Bupati Sorong hingga Pj Gubernur Papua Barat Daya bisa melihat hal ini,” tegas dr Jan Kambu Sp.OG.,Subsp. FER. Jumat (17/03/23).
Lanjut dokter spesialis kandungan ini mengungkapkan, semua pokok permasalahan timbul karena cara kepemimpinan direktur yang saat ini menjabat tidak bisa menjalankan semuanya dengan baik.
“Intinya kami semua baik dokter dan tenaga medis lainya telah mengambil keputusan bersama, direktur RSUD Dr. Hendrik O.T.Mansa harus diganti,titik,” sambungnya.
Sementara salah satu bidan Elisabeth Welin mengungkapkan, selain dokter banyak tenaga medis yang haknya tidak dibayarkan bahkan tidak sesuai dengan beban kerja yang telah dijalankan.
“Banyak uang-uang yang seharusnya dibayarkan tidak dibayarkan oleh pihak rumah sakit, terlebih pembayaran yang seharusnya sesuai aturan dan beban kerja, justru tidak dibayarkan dengan apa yang telah dikerjakan oleh kami dan teman-teman sekalian, alasan kenapa dan uangnya dikemanakan. Direktur ini tidak ada transparansi sama sekali sama kita semua,” terangnya Elisabeth. [ARY]