
KOTA SORONG, BeritaAktual.co – Dalam upaya memperkuat sistem penanggulangan bencana, pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menyelenggarakan Pelatihan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) dan Bimbingan Teknis Kajian kebutuhan pasca bencana (Jitupasna/R3P).
Kegiatan yang berlangsung di hotel Rylich Panorama Hotel (10/6/2025) merupakan bentuk respons terhadap tingginya kerentanan wilayah Papua Barat Daya terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan gempa bumi.
Dalam sambutan Johosua Homer selaku Bidang Penanggulangan Bencana Pemprov PBD menyampaikan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, memperkuat struktur organisasi tanggap darurat, serta mengembangkan kapasitas sumber daya manusia yang kompeten dalam penanggulangan bencana.
Para peserta dilatih dalam kegiatan ini untuk merancang struktur dan komposisi tim reaksi cepat yang melibatkan unsur pemerintah, aparat keamanan, tenaga medis, serta teknisi kebencanaan lainnya. Struktur ini dirancang dengan memperhatikan kapasitas daerah, kebutuhan lapangan, serta pembagian tugas yang jelas.
Selain itu, peserta juga diarahkan untuk menyusun prosedur operasional tetap, sistem pelaporan, dan komunikasi darurat yang efektif agar pelaksanaan tugas di lapangan berjalan dengan sistematis, akuntabel, dan efisien.
Kegiatan ini juga mendorong integrasi peran lintas sektor dalam menghadapi bencana, memastikan keterlibatan aktif dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah, TNI-Polri, lembaga kemanusiaan, dunia usaha, media, dan masyarakat. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi kunci dalam menciptakan sinergi dalam proses penyelamatan dan pemulihan pascabencana.
Tak hanya itu, pelatihan juga memfokuskan pada penguatan sistem kerja yang mampu beroperasi secara terpadu antarwilayah, sehingga saat terjadi bencana berskala besar atau lintas batas administratif, respons yang diberikan dapat lebih cepat dan terkoordinasi. Koordinasi menjadi aspek penting, mulai dari deteksi dini, mobilisasi sumber daya, hingga distribusi bantuan darurat.
Bimbingan teknis Jitupasna juga menjadi bagian penting dari kegiatan ini, yang bertujuan untuk membekali para operator dan pemangku kepentingan dengan kemampuan teknis dalam mengidentifikasi, memverifikasi, serta menganalisis kerusakan dan kerugian pasca bencana. Hasil dari analisis ini akan menjadi dasar penyusunan dokumen rencana rehabilitasi dan rekonstruksi, guna memastikan proses pemulihan berjalan secara efektif, efisien, dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan (Ekubang), George Yarangga menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki nilai strategis yang tinggi bagi pembangunan daerah yang tangguh terhadap bencana.
“Kecepatan dan ketepatan tindakan Tim Reaksi Cepat saat bencana terjadi menjadi penentu utama dalam menyelamatkan jiwa dan menekan dampak bencana. Pelatihan ini strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan dan membangun sistem tanggap darurat yang solid dan terintegrasi,” ujar George Yarangga
Ia juga menyoroti pentingnya dalam dokumen kajian kebutuhan pasca bencana sebagai dasar dalam perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi.
Data yang akurat dan partisipatif menjadi elemen kunci agar program pemulihan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat yang terdampak.
Ia mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan pelatihan ini secara optimal menyerap ilmu dari para narasumber, dan menjalin kolaborasi yang kuat antar sektor. Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya,akan berkomitmen penuh dalam membangun sistem kebencanaan yang solid, adaptif, dan mampu memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat.
Diharapkan setiap kabupaten dan kota di Papua Barat Daya dapat memiliki sistem tanggap darurat yang siap siaga, profesional, dan terkoordinasi, serta mampu merancang pemulihan pasca bencana yang berkelanjutan dan berbasis pada ketahanan masyarakat. (Mar)