SORONG,BeritaAktual.co,Akhirnya dalam waktu dekat sumber air di sumur Malasaum akan kembali dioptimalkan melayani masyarakat aimas dan sekitarnya.Penyampaian ini disampaikan langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sorong Papua Barat Daya.
Tuntutan masyarakat adat Mobalen-Ulim Kampung Malasaum sebelumnya meminta 10 permintaan kepada pemerintah daerah yang nilainya apabila ditotalkan mencapai 1,9 Miliar rupiah.
-Mengenakan biaya Imtek atau Penampungan Bak Air sebanyak 4 unit sebesar Rp 100.000.000 /bulan.
-Mengenakan biaya Rp 50.000..000 untuk halaman bak Malasaum.
-Meminta dibukakan rekening perbankam kepada semua Kepala Keluarga Besar Mobalem -Ulim
-Pemerintah wajib memberikan atau menyokong kebutuhan biaya pendidikam yang bersekolah di SMA dan Perguruan Tinggi.
-Pemerintah daerah wajib memperhatikan biaya kesehatan keluarga besar Mobalen Jlim Malasaum.
-Penambahan 1 anggota karyawan daro kampung Malasaum.
-Meminta ke 3 orang anak dari kampung Malasaum yang berstatus honor menjadi Pegawai Tetap.
-Untuk biaya kesehatan dan pendidikan tidak boleh diambil dari hasil yang ada dalam point pertama.
-Apabila pihak pemerintah tidak setuju dengan permintaan dari keluarga besar Mubalen Ulim Malasaum maka air tersebut akan ditutup.
-Apabila pihak pemerintah setuju dengan keputusan keluarga besar Mubalelen Ulim Malasaum maka akan dibuat surat perjanjian kontrak antara pihak pemerintah dengan pihak keluarga besar Mobalen Ulim Malasaum dan surat kontrak tersebut akan ditinjau kembali dalam waktu 5 tahun kedepan.
Usai melalui adu perdebatan yang memakan waktu cukup lama akhirnya pemerintah memberikan opsi terakhir yakni tetap menggunakan sumber air tersebut atau pemerintah beralih atau membuat dan mencari sumber baru.
” Pemerintah memiliki keterbatasan namun tidak juga mengindahkan kultur,adat dan budaya yang ada,jadi mungkin pemerintah hanya bisa tetap melakukan kerjasama dan mengambil dari sumber air Malasaum,namun nilai yang dibayarkan sesuai kemampuan dari pemerintah,karena kalau untuk memenuhi 1,9 M pemerintah tidak sanggup.Jadi hanya ada dua opsi berjalan atau pemerintah mencari sumber air baru,”terang Marcus Kara staf ahli bidang pembangunan,Kamis (02/02/23).
Menjawab kebimbangan tersebut Kadis PUPR dan Staf ahli bidang pembangunan memberikan jeda waktu selama kurang lebih 1 jam untuk kembali mendiskusikan ⁰keputusan akhir dan kemampuan pemerintah senilai 400 juta rupiah per tahun.
Usai berdiskusi puluhan masyarakat marga Mobalen Ulim Kampung Malasaum kembali memutuskan untuk besaran nilai yang disetujui yakni sebesar 500 juta rupiah
” Iya bapa tadi kami dengar kesanggupan sebesar 400 juta lebih jadi kami keluarga besar Mobalen-Ulim memutuskan kalau bisa digenapi menjadi 500 juta rupiah pertahun”jelas Frans
Mengamini ini Herizet menuturkan sebenarnya saya harus melaporkan kepada Pj Bupati Sorong Yan Piet Moso,S.Sos.,MM tapi demi masyarakat luas dan kewajiban hak adat dirinya selaku Pemerintah menyanggupi permintaan tersebut ,” Sebenarnya harus saya laporkan ke Pj Bupati, tapi mempercepat semuanya saya mewakili pemerintah daerah menyatakan siap atas permintaan tersebut dan selanjutnya akan dibuatkan MoU sebagai bentuk terjalinnya kerjasama ini,”pungkas Herizet menutup pertemuan bersama keluarga besar Mobalen-Ulim Kampung Malasaum.
Secara terpisah Herizet kepada media menuturkan setelah putusan ini menemui titik temu, secepat kami akan upayakan sumur atau sumber air dari malasaum segera mungkin kami optimalkan,” Saya harap masyarakat bersabar kami pemerintah hingga detik ini masih bekerja,syukur akhirnya telah menemui titik temu sehingga secepatnya akan kami upayakan pengoperasian sumur tersebut,karena itu kiranya masyarakat dapat memaklumi,”tutup.[Ary]